Selasa, 17 Juli 2007

Sejarah Berdirinya Pura Giri Kusuma


Sejarah berdirinya Pura Giri Kusuma Sorowako

Sebelum berdirinya Banjar Giri manik , anak-anak yang beragama Hindu di Sorowako ini, yang memberi pelajaran Agama Hindu adalah Bapak Dr.Made Suardha. Dimana anak-anak murid yang ada pada saat itu adalah anak-anak dari Bapak Dr. Made Suardha sendiri. Sedangkan anak-anak yang lainnya masih kecil-kecil dan belum bersekolah.

Sekitar bulan Februari tahun 1981 , muncullah gagasan untuk membuat satu wadah organisasi Hindu Bali yaitu : Banjar, dimana banjar ini berfungsi sebagai wadah komunikasi, wadah suka duka serta berfungsi sebagai fungsi sosial lainnya. Pada saat pembentukan banjar ini kebetulan diadakan dirumah Bapak Made Toestha di F 189 sebagai basenya., karena pada saat itu kita belum mempunyai tempat kumpul-kumpul.. Pada saat pembentukan Banjar ini dihadiri oleh para sesepuh warga antara lain : Bapak Agus Widana, Bapak Made Toestha, Bapak Made Sinut , Bapak Dr.Made Suardha, Bapak Nengah Gabra, Bapak Wayan Sukarta, dan lain-lainnya , dimana jumlah warga pada saat itu sebanyak 17 kepala keluarga sudah termasuk yang masih bujangan .
Akhirnya berdirilah sebuah Banjar dan diberi nama oleh Bapak Dr.Made Suardha yaitu : Banjar Giri Manik
Nah, dari sini lah kita mulai mengadakan pertemuan rutin dari rumah-kerumah warga yang ada di Wawondula,Wasuponda dan di Sorowako. Acara pertemuan rutin ini adalah berisikan Persembahyangan Tri Sandhya, Dharma wacana, arisan, pembayaran iuran dsbnya.
Tapi yang sangat mendasar sekali adalah bersilaturahmi antar warga, sehingga kita mengetahui keadaan masing-masing warga. Dengan adanya pertemuan rutin tentu komunikasi antar warga semakin baik dan lancar sehingga mengurangi adanya gap antar sesama warga.

Dari waktu ke waktu kami mengadakan kumpulan rutin dari rumah ke rumah dan pada saat pertemuan rutin dirumah Pak Nyoman Gelgel di Wawondula, atas pertanyaan Bapak Made Sinut, beliau nyeletuk begini , kapan kita bisa punya sebuah Pura di Sorowako ?
Dari sinilah kita mulai tergerak dan merasa terpanggil untuk mencari tempat yang cocok untuk bangunan sebuah Pura. Akhirnya setelah bolak-balik memilih dan mencari tempat yang cocok , diketemukanlah tempat ini diatas bukit Salonsa atas petunjuk Bapak R.Musu (President & Director PT INCO pada saat itu.)

Kemudian kami melakukan konsultasi kesana – kemari dan akhirnya mulailah kami melakukan upacara ngeruak yaitu : upacara pembukaan lahan ditempat ini pada tgl, 15 Mei 1984 dan upacaranya dipimpin oleh : Bapak I.B Tantra. Mulailah kami melakukan pembabbatan hutan ini dan kami hanya mengandalkan parang , gergaji dan cangkul saja yang dilakukan setiap sore hari sepulang dari kerja dan juga pada hari Sabtu dan Minggu dilakukan seharian penuh.
Karena dilihat kesungguhan kita dalam pembangunan Pura ini oleh Management PTI , barulah akhirnya Perusahaan membantu dengan alat-alat berat.

DANA :

Dari sisi pendanaan Pura ini pada awalnya kita tidak punya uang sesenpun, nah dari ketiadaan inilah kami mencari dana dengan halal seperti mengadakan bazar, Bali nite (sudah sampai 2 kali diadakan pada saat itu).pertama diadakan pada tgl, 02 Februari 1985 dan ke dua diadakan bulan April 1987 dan juga diselenggarakannya motor relly. Banyak juga sumbangan-sumbangan dari para dermawan, perusahaan PT INCO, Gubernur Bali, Parisadha Pusat dan iuran wajib warga soroako dan sekitarnya.
Juga tak lupa sumbangan dari warga Transmigrasi yang tak kalah besarnya seperti dari daerah Cendana Putih menyumbangkan tenaga tukang gambel gong, dari umat Palopo, menyumbang tarian janger, warga Ujung Pandang memberikan pinjaman seperangkat gong dan penari. Hal yang tak kalah menariknya adalah sumbangan dan partisipasi dari semua umat beragama di sorowako dan sekitarnya.
Pada saat mengadakan pagelaran dan motor cross , semua kepanitiaan diserahkan keberbagai kalangan umat di Soroako ini. Sehingga terasa disini rasa kebersamaan dan persaudaraan antar umat beragama tercermin dan sangat bersahabat dan menolong.
Begitulah pengumpulan dana dari waktu ke waktu tidak mengenal lelah samapai saat ini. Dimana 3-4 tahun lalu juga kami masih mengadakan penggalian dana dalam rangka pembuatan pagar keliling dan pemugaran Padmasana.

Akhirnya berdirilah sebuah Pura dengan nama Pura Giri Kusuma, dan berdirinya juga bertahap tanpa ada target kapan akan selesainya Pura ini. Karena kami menyadari akan kekurangan dana dan jumlah warga yang sedikit, jadi kapan ada dana dikala itulah kami akan melanjutkan pembangunan pura ini.


Pura ini akhirnya selesai juga dibangun, sehingga pada bulan Oktober 1989 tepat pada purnamaning kapat, Pura ini di pelaspas atau disucikan oleh Ide Pedande dari Tegal Denpasar dan diresmikan oleh Bapak BN Wahyu pada saat itu.
Dalam upacara pemelaspas tersebut dihadiri juga oleh Bapak Kanwil Bimas Hindhu dan Budha Ujung Pandang, Management PT INCO, Tripika, Majelis Gereja, Para tokoh Ulama dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya.


Demikianlah sekelumit tentang berdirinya Pura Giri Kusuma Sorowako.


Om Santhi santhi santhi Om

1 komentar:

Bahagiawati mengatakan...

Mohon disampaikan ke bapak Made Toestha, saya minta alamat emailnya karena mau kontak dengan istri bapak Toestha, nama Ni Luh Made Susilawathi yang dulu adalah kawan satu kelas saya ketika di Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar. Nama saya Bahagiawati, domisili di Bogor, email address adalah bahagiawati2@yahoo.co.id. Terima kasih banyak atas bantuannya.